Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas AKI menyelenggarakan seminar American – Indonesian Cross Cultural Understanding pada awal bulan ini, tepatnya pada tanggal 4 Desember 2015. Seminar yang dimulai pada pukul 13.30 tersebut mengambil tema American Holy Days karena yang menjadi keynote speakernya adalah native speaker dari Amerika, yaitu William Patterson. Selain William juga ada pembicara internal yang diwakili oleh Indah Arvianti, S.S, M.Hum. Seminar ini bertujuan untuk memudahkan para siswa SMU dan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris dengan menghadirkan penutur asli bahasa Inggris serta untuk memperluas wawasan mereka tentang budaya Amerika, terutama yang terkait dengan hari-jari besar yang biasa dirayakan oleh masyarakat Amerika. Peserta yang hadir dalam seminar tersebut selain para dosen dan mahasiswa Universitas AKI juga terdapat siswa/siswi SMU yang antusias mengikuti jalannya acara hingga selesai.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para peserta yang mengikutinya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai budaya Amerika dan seminar ini seyogyanya bisa menjembatani perbedaan budaya dan kebiasaan yang ada antara Indonesia dan Amerika. Untuk membuat komunikasi berjalan dengan lancar diperlukan adanya pemahaman budaya dan kebiasaan dari kedua pemakai bahasa karena makna sebuah kata bisa jadi berbeda. Hal ini terkait dengan adat dan budaya masing-masing negara yang terdiri dari berbagai suku. Seminar Cross Cultural Understanding ini merupakan salah satu upaya untuk menghindari kesalahpahaman akibat adanya perbedaan adat dan budaya di antara dua pihak yang memiliki latar belakang berbeda.
Dalam seminar ini bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan para peserta menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan. Pembicara pertama dalam acara ini adalah Indah Arvianti, S.S, M.Hum yang merupakan dosen sekaligus dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas AKI. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan beberapa adat dan budaya Amerika yang dianggap bertentangan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman jika kedua belah pihak tidak mengetahui budaya dan kebiasaan lawan bicaranya. Salah satu contoh yang disampaikan adalah kebiasaan orang Amerika yang suka nakan sambil berdiri bahkan sambil berjalan, sementara hal tersebut dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu beliau juga menyampaikan beberapa perbedaan istilah yang dipakai oleh kedua bangsa. Sebagai misal olah raga sepak bola, kita orang Indonesia menyebut olah raga tersebut dalam bahasa Inggris football sementara orang Amerika menyebutnya soccer. Dengan memahami perbedaan yang ada diantara kedua bangsa tersebut diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman yang bisa saja terjadi karena ketidaktahuan mereka akan adat budaya lawan bicara mereka.
Pembicara berikutnya yang merupakan English native speaker berkebangsaan Amerika, William Patterson, membicarakan tentang hari besar atau hari raya yang biasa dirayakan oleh masyarakat Amerika. Beberapa dari hari raya tersebut adalah hari raya Natal, hari raya kemerdekaan negara Amerka yang diperingati setiap tanggal 14 Juli, Thanksgiving, Valentine day, dan pesta Halloween.
Beberapa hari besar yang sering diadakan di Amerika Serikat adalah Thanksgiving dan Halloween. Thanksgiving adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh rakyat Amerika untuk mengungkapkan rasa syukur mereka kepada Tuhan. Perayaan Thanksgiving dirayakan pada hari Kamis minggu ke-4 di bulan November. Pada saat Thanksgiving, warga Amerika berkumpul bersama keluarga, berdoa dan mengucap syukur serta acara makan bersama dengan hidangan khas di hari Thanksgiving yaitu daging kalkun. Halloween adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober yang umumnya dirayakan di Amerika Serikat. Perayaan Halloween identik dengan pesta kostum, kegiatan mengumpulkan permen atau coklat, menghias labu, dsb. Berasal dari Festival Samhain yang pada awalnya bertujuan untuk merayakan akhir tahun musim panen bangsa Kelt kuno dan mempersiapkan perbekalan makanan musim dingin, festival Halloween kini berganti fungsi. Bukan untuk merayakan akhir musim panen, melainkan untuk bercengkrama dengan keluarga dan kerabat serta bersilaturahmi dengan tetangga-tetangga di lingkungan sekitar.
Setelah William selesai menyampaikan materi seminarnya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab peserta seminar dan para pembicara seminar, terutama pada William sebagai pembicara utama sekaligus native speaker dari Amerika. Para peserta seminar yang mengajukan pertanyaan mendapatkan hadiah berupa voucher diskon 40% biaya kursus di plug-in Universitas AKI. Dalam kesempatan tanya jawab tersebut yang bertanya bukan hanya mahasiswa saja, namun siswa SMU dan dosen yang menghadiri seminar tersebut juga ikut mengajukan pertanyaan. Voucher diskon dari plug-in juga diberikan kepada pemenang lomba kostum Halloween via instagram sebesar 50% dan semua peserta seminar mendapat voucher diskon sebesar 30%.
Acara selanjutnya adalah games yang berkaitan dengan perayaan Halloween yang dipandu langsung oleh William. Para peserta games dibagi dalam beberapa kelompok yang diikuti oleh para siswa-siswi SMU dan mahasiswa yang menghadiri seminar. Para peserta tampak excited dengan games yang diadakan karena para pemandu games berpakaian ala pesta halloween. Selain itu disediakan juga photo booth bagi mereka yang ingin berfoto selfie dengan panitia seminar yang mengenakan kostum halloween.
Diharapkan dengan terlaksanakannya acara ini para anggota keluarga besar Universitas AKI yang terdiri atas mahasiswa, dosen, staf dan karyawan dapat menjaga keharmonisan hubungan dengan sekitarnya dan memperluas ikatan persaudaraan di antara satu sama lain. Selain itu, dengan berbagai aktivitas dalam seminar yang diadakan, diharapkan juga dapat mengembangkan kreativitas, mempererat tali persaudaraan serta memupuk jiwa persatuan dan solidaritas dalam keluarga besar Universitas AKI.