SATUAN BAHASA PENANDA SOAL CERITA YANG DIKERJAKAN DENGAN MENCARI KPK DAN FPB

Authors

  • Agus Edy Laksono Universitas Semarang

DOI:

https://doi.org/10.53873/culture.v8i1.241

Keywords:

soal cerita, KPK, FPB, bentuk, kategori

Abstract

Abstrak Soal cerita yang harus dikerjakan dengan mencari KPK dan FPB dari beberapa bilangan pertama kali disampaikan dengan langsung menanyakan berapakah KPK dan FPB bilangan-bilangan tersebut. Namun, setelah peserta didik memahami cara menemukannya, pendidik akan mengembangkan soal-soal tersebut menjadi soal cerita. Persoalannya adalah, masih ada peserta didik yang kesulitan mengerjakan soal-soal yang melibatkan keduanya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan  bentuk-bentuk dan kategori penanda soal-soal cerita yang melibatkan kelipatan persekutuan yang sama dan faktor persekutuan yang paling besar. Data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik ganti sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa baik bentuk maupun kategori satuan bahasa penanda soal-soal cerita yang seharusnya dikerjakan dengan menemukan KPK akan berkaitan dengan waktu, sedangkan bentuk maupun kategori satuan bahasa penanda soal-soal cerita yang semestinya dikerjakan dengan mencari FPB akan berkaitan dengan jumlah/ ukuran/ kuantitas

References

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H. & Moeliono, A. M. (2000). Tata bahasa baku bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai. Pustaka.

Alwi, H. (2007). Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.Yuniarto, Y. (2009). Matematika untuk sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Chaer, A. (2000). Semantik bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2012). Metodelogi penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Finoza, L. (2009). Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Keraf, Gorys. (1984). Tata bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. (1991). Tata bahasa rujukan bahasa Indonesia untuk tingkat pendidikan menengah. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.

Kesuma, T. M. J.. (2007). Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Parera, J. D. (2009). Dasar-dasar analisis sintaksis. Jakarta: Erlang.

Ramlan. (2012). Morfologi: Suatu tinjauan deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono.

Richards, J. C., Platt. J. T., & Platt, H. (1992). Longman dictionery of language teaching and applied linguistics. England: Longman.

Robins, R. H. (1992). Lingusitik umum: Sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Sudjana, N., & Ibrahim. (1989). Penelitian kualitatif dan kuantitatif,. Bandung: Sinar Baru.

Ummah, M. R. (2019). Metode sinar-x pada materi FPB dan KPK untuk peserta didik kelas IV SD/ MI. JPM. 5(2), 73−77. Diambil dari http://riset.unisma.ac.id/index.php/jpm/article/view/2704/2664

Verhaar, J. W. M. (2010). Asas- asas linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yuniati, S. (2012). Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan menggunakan metode “Pebiâ€. Beta, 5(2), 152−164. Diambil dari https://jurnalbeta.ac.id/index.php/betaJTM/article/view/74/81

Downloads

Published

2021-05-01