Connect us :

Phone : (024) 355-2555

Well-Being Of Students During Transition Period

Rabu, tanggal 22 Juni 2022 yang lalu, Fakultas Psikologi Unaki mengadakan webinar dengan mengundang seorang profesor psikologi dari California Baptist University, yaitu Prof. Virgo Handojo, Ph.D., CFLE. Beliau adalah seorang pakar psikologi sekaligus pakar teologi yang berasal dari Semarang, namun sudah tinggal di Amerika sejak tahun 1987. Beliau pernah mengajar di Belanda, Indonesia, dan Amerika. Bahkan sampai saat ini beliau masih aktif menjadi guru besar dan dekan psikologi di CBU, California, Amerika Serikat.

Acara webinar dibuka langsung oleh rektor Unaki, yaitu Dr. Tri Purwani, S.E., M.M. Beliau menyampaikan bahwa pada saat pandemi Covid-19 yang kita alami selama sekitar dua tahun, banyak orang, khususnya mahasiswa, yang mengalami stress. Hal itu membuat topik tentang well-being menjadi sesuatu yang sangat menarik. Dalam masa sulit ini, ada orang-orang tertentu yang bisa menemukan cara untuk bisa mengubah kesulitan menjadi peluang, bisa menjadi orang-orang yang puas, sejahtera, dan bahagia. Untuk itulah Unaki mengundang salah satu pakar tentang psychological well-being untuk memberikan pencerahan dan tips bagi mahasiswa agar bisa menjadi puas dan bahagia juga. Agar sesuai dengan tema yang diangkat, maka webinar ini dimoderatori oleh  Lucy Hariadi, M.Psi., Psikolog, yang merupakan dosen psikologi Unaki, yang juga berkonsentrasi pada isu tentang kesehatan mental.

Prof. Virgo Handojo, Ph.D., CFLE 
Pakar Psikologi

Sebagai pembicara berskala internasional,  Prof. Virgo Handojo banyak membawakan topik-topik mengenai psychological well-being atau biasa diterjemahkan sebagai kesejahteraan psikologis. Berdasarkan WHO, kesehatan mental didefinisikan sebagai suatu keadaan sejahtera (well-being) di mana individu menyadari kemampuannya sendiri, bisa menyesuaikan diri dengan normal stress dalam kehidupan sehari-hari, bisa bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta bisa memberi kontribusi terhadap komunitasnya. Di masa setelah pandemi Covid yang membuat panik dunia dan mengubah banyak sistem, khususnya di bidang ekonomi dan pendidikan, kesehatan mental menjadi isu yang penting untuk mendapatkan perhatian khusus.

Secara umum, psychological well-being dapat diartikan sebagai sebuah rasa kesejahteraan yang dikaitkan dengan rasa bahagia, mental yang sehat, dan kesehatan fisik. Semuanya itu bisa dilihat dari pemenuhan kebutuhan dasar manusia itu sendiri, seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Saat ini, ada yang dikenal dengan sebutan positive psychology yang merupakan ilmu psikologi yang memfokuskan diri pada pertumbuhan manusia. Jadi psikologi bukan hanya bicara mengenai gangguan mental dan diagnosa-diagnosanya, tetapi arahnya adalah menjadi manusia yang luar biasa, yang mempunyai tujuan hidup, punya impian, mampu mencapai aktualisasi dirinya, merasa puas, bahagia, dan hidup yang bermakna. Tujuan psikologi positif adalah kebahagiaan otentik (level tertinggi dari well-being) yang memiliki 5 pilar yang disingkat PERMA, yaitu : Positive Emotion, Engagement, Relationship, Meaning, Accomplishment.

Positive Emotion adalah bagian esensial dari kesejahteraan (well being), termasuk di dalamnya ada kesenangan, keceriaan, kebahagiaan, dan lain-lain. Engagement adalah fokus pada sesuatu yang dikerjakan dan benar-benar merasa senang dalam keterlibatan penuh dengan apa yang sedang dikerjakan. Relationship / Positive Relationship adalah setiap orang memerlukan orang lain dan meningkatkan kesejahteraannya dengan membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, ataupun tetangga. Meaning adalah kehidupan menjadi terbaik jika dapat mendedikasikan diri pada hal lebih luas yang berdampak pada`orang lain, bukan hanya pada diri sendiri. Accomplishment / Achievement adalah tujuan-tujuan yang dapat diperoleh, baik tujuan kecil, sedang atau besar. Kesejahteraan berkembang bila manusia dapat berkembang lebih baik dengan tujuan-tujuannya tercapai. Apabila orang memiliki ke lima pilar tersebut, maka kehidupan orang tersebut akan merasa sejahtera.

Prof. Handojo membagikan kiat-kiat untuk kita bisa mencapai kondisi well-being, yaitu menuliskan rasa syukur kita setiap hari, mencari setidaknya tiga hal baik dari diri kita, mengidentifikasi kekuatan dan kebaikan hati kita, menggunakan kekuatan dengan cara-cara baru, berbuat baik secara acak pada orang yang tidak kita kenal yang sedang membutuhkan bantuan, merefleksikan kembali pengalaman-pengalaman positif kita, berolahraga teratur, dan menyederhanakan tugas-tugas yang rumit.

Mahasiswa mengajukan banyak pertanyaan dengan antusias, dan Prof. Handojo menjelaskan dengan detail. Meskipun demikian, karena keterbatasan waktu, tidak semua pertanyaan dapat terjawab. Diharapkan ke depannya dapat mengundang Prof. Handojo kembali untuk memberikan kuliah umum tatap muka di Kampus Unaki.

Comments are closed.
error: Content is protected !!!